Unik Asik_Pemerintah Bolivia mengerahkan tentaranya untuk berpatroli di sejumlah jalan, hal tersebut dikarenakan polisi yang bertugas mogok kerja sebagai aksi protes terhadap gaji yang dinilai terlalu rendah. Protes anggota polisi di negara itu berubah memanas dan berujung kekerasan pada hari Kamis lalu setelah mereka menguasai barak kepolisian di Kota La Paz.
Menteri Komunikasi Amanda Davila mengatakan aksi mogok para petugas kepolisian ini merupakan rekayasa sebagai upaya untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah saat ini. Pembicaraan yang dilakukan pemerintah dengan petugas polisi yang mogok sejauh ini juga tidak membuahkan hasil.
Dalam penjelasannya, Davila juga mengatakan para petugas kepolisian selain melakukan aksi mogok juga berupaya untuk mengumpulkan senjata dan menekan unit lain untuk menyerahkan senjata mereka kepada perwira kepolisian yang terlibat dalam aksi tersebut. "Laporan media dan intelijen kami mengatakan bahwa skenario kudeta kepada pemerintah saat ini tengah mereka susun," kata Davila.
Sejauh ini tudingan itu telah dibantah oleh sejumlah perwira kepolisian yang terlibat aksi mogok ini. Mereka mengatakan, tidak punya kepentingan apa pun untuk melengserkan Presiden Bolivia yang berasal dari kelompok sayap kiri, Evo Morales. Para perwira itu mengatakan satu-satunya kepentingan dalam aksi ini adalah mencapai kesepakatan untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Saat ini perwira kepolisian Bolivia mendapatkan gaji yang berkisar antara US$ 150 atau sekitar Rp 1.422.000 hingga US$ 200 atau Rp 1.896.000 per bulan. Mereka menuntut adanya kesamaan gaji dengan perwira yang bertugas di kesatuan militer. Dalam pembicaraan terakhir, anggota polisi yang mogok menolak tawaran pemerintah yang akan menaikkan gaji mereka sebesar tujuh persen dari gaji sekarang pada tahun ini.(BBC/ADO/Liputan6.com)
Comments
Post a Comment