Foto: Wikipedia
Pijat membuat badan terasa enak dan memang bermanfaat. Pijat sudah
biasa diberikan untuk menenangkan otot-otot atlet yang bekerja terlalu
keras, dan dalam sesi terapi fisik, untuk membantu pasien pulih dari
cedera.
Sekarang, sebuah penelitian baru menunjukkan, pijat
mungkin bekerja pada tingkat seluler dengan cara yang mirip dengan obat penghilang rasa nyeri seperti aspirin dan obat anti radang.
Mark Tarnopolsky, guru besar kedokteran anak pada Universitas McMaster di Ontario, Kanada, memimpin sebuah penelitian yang mencoba untuk menentukan mekanisme biologis yang memberi pijat manfaat penyembuhan.
Ia mengatakan, "Orang memiliki banyak ide tentang manfaat pijat dan sebaliknya, yang kebanyakan berputar di sekitar pengurangan rasa sakit, namun sangat sedikit penelitian yang benar-benar dilakukan untuk menyelidiki hal ini pada tingkat molekuler dan seluler."
Profesor Tarnopolsky dan rekan-rekannya melakukan penelitian dengan melibatkan sebelas pemuda yang melakukan latihan sampai kelelahan pada sepeda statis.
Mereka menjalani biopsi otot pada setiap kaki sebelum naik sepeda, dan salah satu kaki peserta, yang dipilih secara acak, dipijat setelah latihan. Contoh jaringan kecil diambil dari setiap kaki sepuluh menit setelah terapi pijat, dan sekali lagi, dua setengah jam kemudian, saat pemulihan.
Profesor Tarnopolsky mengatakan para peneliti melakukan analisis genetik masing-masing sampel jaringan.
"Apa yang kami lakukan adalah melihat setiap gen yang dipengaruhi latihan dengan cara berbeda pada kaki yang dipijat dan tidak. Hasilnya adalah dua jalur yang berbeda," ujarnya.
Pada jaringan otot yang dipijat, para peneliti mendapati penurunan peradangan sitokin, atau protein dan peningkatan dalam mitokondria, sel yang menjadi pembangkit tenaga, dibanding jaringan dari kaki yang tidak dipijit.
Peradangan mengindikasikan jaringan yang rusak, sementara produksi mitokondria adalah tanda pemulihan jaringan.
Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa pijatan pada tingkat sel memiliki efek yang sama dengan kebanyakan obat sakit, yang diketahui memiliki beberapa efek samping yang serius. Mereka percaya bahwa pijat dapat menjadi alternatif yang efektif dan aman untuk digunakan secara rutin dalam praktek medis.
Penelitian Profesor Mark Tarnopolsky dan rekan-rekannya tentang manfaat pijat ini diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.(Voanews)
Sekarang, sebuah penelitian baru menunjukkan, pijat
mungkin bekerja pada tingkat seluler dengan cara yang mirip dengan obat penghilang rasa nyeri seperti aspirin dan obat anti radang.
Mark Tarnopolsky, guru besar kedokteran anak pada Universitas McMaster di Ontario, Kanada, memimpin sebuah penelitian yang mencoba untuk menentukan mekanisme biologis yang memberi pijat manfaat penyembuhan.
Ia mengatakan, "Orang memiliki banyak ide tentang manfaat pijat dan sebaliknya, yang kebanyakan berputar di sekitar pengurangan rasa sakit, namun sangat sedikit penelitian yang benar-benar dilakukan untuk menyelidiki hal ini pada tingkat molekuler dan seluler."
Profesor Tarnopolsky dan rekan-rekannya melakukan penelitian dengan melibatkan sebelas pemuda yang melakukan latihan sampai kelelahan pada sepeda statis.
Mereka menjalani biopsi otot pada setiap kaki sebelum naik sepeda, dan salah satu kaki peserta, yang dipilih secara acak, dipijat setelah latihan. Contoh jaringan kecil diambil dari setiap kaki sepuluh menit setelah terapi pijat, dan sekali lagi, dua setengah jam kemudian, saat pemulihan.
Profesor Tarnopolsky mengatakan para peneliti melakukan analisis genetik masing-masing sampel jaringan.
"Apa yang kami lakukan adalah melihat setiap gen yang dipengaruhi latihan dengan cara berbeda pada kaki yang dipijat dan tidak. Hasilnya adalah dua jalur yang berbeda," ujarnya.
Pada jaringan otot yang dipijat, para peneliti mendapati penurunan peradangan sitokin, atau protein dan peningkatan dalam mitokondria, sel yang menjadi pembangkit tenaga, dibanding jaringan dari kaki yang tidak dipijit.
Peradangan mengindikasikan jaringan yang rusak, sementara produksi mitokondria adalah tanda pemulihan jaringan.
Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa pijatan pada tingkat sel memiliki efek yang sama dengan kebanyakan obat sakit, yang diketahui memiliki beberapa efek samping yang serius. Mereka percaya bahwa pijat dapat menjadi alternatif yang efektif dan aman untuk digunakan secara rutin dalam praktek medis.
Penelitian Profesor Mark Tarnopolsky dan rekan-rekannya tentang manfaat pijat ini diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.(Voanews)
Comments
Post a Comment