Perusahaan penerbangan Jerman Lufthansa telah melakukan uji coba bahan bakar nabati hasil tanaman dari Indonesia.
Uji coba penerbangan selama enam bulan ini akan berakhir dengan penerbangan dari Frankfurt ke Washington.
Namun Lufthansa mengatakan tidak
akan melanjutkan lebih lanjut sampai bahan bakar nabati, dengan minyak
sayur dari tanaman di Indonesia ini, diproduksi secara
berkelanjutan.
Proyek uji coba itu meliputi rute Hamburg dan
Frankfurt dan hasilnya positif, kata Joachim Buse dari Lufthansa yang
bertanggung jawab atas proyek ini.
Tetapi Buse mengatakan penerbangan itu tidak akan menggunakan bahan bakar nabati ini sampai produksi ditingkatkan.
"Tujuannya adalah agar bahan bakar ini diproduksi sampai pada batas dapat diterapkan," kata Buse.
"Lufthansa hanya akan meneruskan bila kami
mendapatkan jumlah (bahan bakar nabati) secara berkelanjutan dengan
bahan mentah yang bersertifikat, agar operasi secara rutin dapat
dilanjutkan," tambah Buse.
Karbon dioksida berkurang
Lufthansa pada mulanya akan memusatkan kerjasama
dengan produsen di negara Afrika dan Asia dengan jumlah produksi yang
dapat menjamin penerapan pada penerbangan, kata Buse.
Uji coba proyek senilai US$8,4 juta itu mencakup
penerbangan empat kali sehari antara Hamburg dan Frankfurt dengan satu
dari dua mesin dijalankan dengan minyak nabati.
Pemerintah Jerman memberikan subsidi untuk
sebagian proyek tersebut dengan pengurangan sekitar 1.500 ton karbon
dioksida dari lebih 1.180 penerbangan.
Upaya untuk mengurangi emisi karbon monoksida
meningkat dengan langkah Uni Eropa menetapkan pembayaran oleh perusahaan
penerbangan atas CO2 yang mereka hasilkan.
Lufthansa mengatakan sebelumnya langkah itu akan menyebabkan meningkatnya harga tiket penerbangan.
Sejumlah penerbangan, termasuk American Airlines dan Delta telah meningkatkan biaya tambahan untuk penerbangan mereka.
Air Japan dan Air New Zealand juga telah
melakukan uji coba bahan bakar nabati dalam penerbangan mereka namun
Lufthansa mengatakan mereka akan menjadi yang pertama yang menggunakan
secara rutin. (BBC)
Comments
Post a Comment